Falsafah Ibu Jari Tangan Bersama STMIK Bahrul Ulum

Nah pada postingan sebelumnya kami STMIK Bahrul Ulum memberikan sekelumit pengetahuan yang mengupas bahwasannya jari-jari tangan kita juga mempunyai makna serta kita dapat belajar dari makna-makna yang terkandung pada jari-jari tangan kita.
Mulai dari jari yang paling kecil yang biasa kita sebut sebagai jari kelingking, jari manis yang identik dengan sebuah acara sakral dalam kehidupan manusia pada saat menikah, jari tengah yang juga banyak orang mengartikan pinunggul, serta jari telunjuk dimana jari telunjuk identik dengan seseorang yang memerintahkan sesuatu kepada yang lain atau pengarah.
untuk kali ini kami STMIK Bahrul Ulum akan membahas berfalsafah lewat ibu jari tangan kita, yang mana hal ini sebagai satu-kesatuan dari postingan-postingan yang sebelumnya. kita tahu bahwasannya karakteristik dan gambaran dari ibu jari adalah besar dan pendek diantara jari-jari tangan yang lainnya.
hal ini kami STMIK Bahrul Ulum mengartikan Ibu jari tangan sebagai simbol kejayaan yang telah kita dapatkan setelah melewati proses-proses yang telah ada atau proses -proses yang telah ditentukan, tidak hanya sekedar bertindak yang akan membawa kita menjadi seorang insan sang Ngawooooorrrrrr,,,,,

STMIK Bahrul Ulum jari Telunjuk kita bukan sarana kita untuk sombong

STMIK Bahrul Ulum
pada postingan sebelumnya saya mengutarakan bahwasannya setelah kita memahami falsafah yang tersirat di jari-jari tangan baik itu jari kelingking, jari manis atau jari tengah maka saatnya STMIK Bahrul Ulum mengutarakan makna yang terkandung pada jari telunjuk.

yang mana hal ini sebai satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan ketika kita memahami makna yang tersirat dalam jari-jari tangan kita sebagai falsafah hidup kita.

janganlah kita terlena ketika kita telah berada pada posisi diatas yang mana hal ini terdapat pada pemahaman jari tengah kita , artinya disini kita telah sukses akan tetapi kita masih ingin menyempurnakan kesuksesan kita maka ingat ketika kita telah berada pada posisi diatas janganlah bertindak Adi gang adi gung adi guno.

jangan sombong jangan hanya menganggap reme orang lain atau bahkan kita hanya menyuruh atau menunjuk saja setiap kali kita menginginkan sesuatu. akan tetapi akan lebih luhur lagi jika kita  juga mengerjakannya sendiri dan kita juga kita harus menghargai jasa orang lain yang telah kita suru untuk mengerjakan sesuatu yang kita inginkan. inilah sedikit gambaran arti yang tersirat pada jari telunjuk kita.

dalam kehidupan kita dituntut untuk saling menghormati,menghargai orang yang ada disekeliling kita, karena kita hidup tidak sendiri dan kita juga membutukan orang lain.
sedikit yang bisa STMIK Bahrul Ulum ungkapkan tentang hal ini kami juga membutuhkan saran dan masukan dari kawan-kawan semua.

STMIK Bahrul Ulum lewat jari Tengah Falsafah Kehidupan Pinunggul ing Urip

STMIK Bahrul Ulum
yap kali ini kami STMIK Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang berada dibawah naugan yayasan Universitas Bahrul Ulum sedikit melanjutkan postingan yang mengupas tentang falsafah hidup lewat jari-jari tangan kita.
dan tak bosan-bosannya kami STMIK Bahrul Ulum Tambakberas Jombang untuk selalu setia memberikan suatu stimulus otak anda semua nah kali ini kita akan melanjutkan sambungan postingan STMIK Bahrul Ulum Tambakberas Falsafah kehidupan "Pinunggul ing Panguripan" lewat jari Tengah tangan kita.
setelah kita belajar akan jari kelingking, kemanisan hidup yang berbuah dari jerih payah sebuah proses lewat belajar, belajar dan belajar mengutak atik fikiran kita maka  pahami jari kelingking sehingga kita melanjutkan pada tahap kedua yaitu jari manis di posisi ini kita mendapat buah dari apa yang telah kita kerjakan.
akan tetapi kita belum selesai disini karena ada tahap dimana kita haru memahami jari tengah tangan kita. setelah mendapatkan buah dari jerih payah kita maka kita berada pada posisi pinunggul dan paling unggul dalam kehidupan ini mengapa karena kita telah berada pada puncak segala kesenangan dikehidupan kita.

kita berada diatas segalanya, dan juga disini kita bisa melihat siapa yang berada disamping kita baik itu yang berada pada level paling bawah atau menengah yang perlu kita pahami disini adalah harus kita ingat suatu peribahasa "semakin tinggi suatu pohon maka semakin kencang angin yang menerjangnya" maka bisa saya ibaratkan pada posisi ini kita dihadapkan pada banyak pilihan serta banyak cobaan dan lainnya.
Bersiap-siaplah kita semua dimanapun serta diposisi mana kita berada dalam kehidupan ini,
mungkin hanya ini makna yang terkandung dalam falsafah jari tengah tangan kita. 

STMIK Bahrul Ulum lewat jari Tengah Falsafah Kehidupan Pinunggul ing Urip

Jari Manis Kita Sebagai Falsafah Hidup Bersama STMIK Bahrul Ulum

STMIK Bahrul Ulum kali ini kita akan ngebahas sebuah falsafah hidup lewat jari -jari tangan kita pada postingan sebelumnya kami STMIK Bahrul Ulum sudah ngebahas lewat memahami jari tangan kelingking kita sebagai falsafah hidup kita.untuk kali ini kami STMIK Bahrul Ulum memberikan lanjutan postingan dari memahami jari tangan kelingking sebagai falsafah hidup kita. Bahwasannya jari tangan kita mulai dari jari kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk serta ibu jari itu senua punya makna pada kehidupan kita bahkan sebagai falsafah kehidupan kita.

Nah jari manis kita punya makna dan falsafah sendiri pada kehidupan kita setelah memahami bahwasannya kelingking atau bisa dikatakan Jenthe' dalam bahasa jawanya dalam kehidupan sehari-hari kita harus mengutak-atik apa yang harus kita lakukan tanpa harus diam dan berpangku tangan.

di kehidupan ini dalam suatu pernikan aja orang sering mengabadikan sebuah tukar cicin suatu pengatin baik pengantin perempuan maupum yang laki-laki dan cincin itu diletakkan di jari manis. kita tahu pernikahan itu hal yang sakral dalam kehidupan ini orang yang menikah mengabadikan dengan tukar cincin yang ada di jari manis mempelai berdua, nah kalo yang satu ini ndak usah dah di bahas lagi yang jelas jari manis adalah mempunyai falsafah tersendiri dalam kehidupan ini selain jari-jari tangan yang lainnya 

setelah kita mempelajari falsafah jari kelingking kita akan mendapatkan suatu kemanisan nah proses hal yang manis dalam kehidupan kita ini berada pada posisi jari manis kita.
dengan mengutak - atik polah fikiran kita dalam kehidupan, kita mendapatkan suatu buah dan kemanisan kehidupan dari hal itu. bekerja keras maka kita akan mendapatkan suatu hasil dari pekerjaan kita.

akan tetapi dengan buah dan kemanisan yang kita dapat jangan sampai kita terlena akan kemanisan kehidupan kita itu nah Hal ini akan kita bahas lagi dengan STMIK Bahrul Ulum lewat jari Tengah Falsafah Kehidupan Pinunggul ing Urip.
 
STMIK Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jl Garuda 09 Tambakberas Jombang Jawa Timur Indonesia. Telp : 0321-853533, 6236528 Fax : 0321-853533, Email : Estmikbul@telkom.net

Memahami Jari Tangan Kelingking Sebagai Falsafah Hidup dengan STMIK Bahrul Ulum

STMIK Bahrul Ulum kali ini akan memberi suatu pengetahuan untuk falsafah di kehidupan kita melalui jari-jari tangan seorang hambah yang teranugrahai dan yang telah diberi oleh Yang Maha Kuasa di kehidupan kita ini.

Jangan heran jika kita bisa belajar melalui jari tangan kita. dan juga kita bisa mempelajari falsasah kehidupan kita ini melalui jari-jari tangan kita.
untuk kali ini STMIK Bahrul Ulum hanya akan membahas satu dari jari tangan kita yang man ketika orang menyebutnya dengan sebutan jari kelingking atau jenthe' (bahasa Jawa).
kita dapat belajar dari makna dari kelingking atau jenthe' adalah diutak-atik mengapa seperti itu.

ketika kehidupan kita yang selama ini masih bisa memahami arti dari sebuah jari kelingking kita yang mempunyai makna diutak-atik yang mana dalam kehiduan ini kita dituntut untuk belajar, belajar dan belajar demi kesuksesan di kehidupan ini.
disini juga kita dituntut untuk tidak berpangku tangan dalam mengarungi kehidupan yang mana kehidupan kita selalu bergantung kepada orang lain.

selagi kita masih bisa memahami akan arti dari kelingking dalam kehidupan kita maka pasti kita akan mendapatkan sebuah kemanisan dari apa yang telah kita pelajari dalam kehidupan ini dan hidup kita juga akan lebih bersemagat lagi.

 mungkin itu sedikit yang  bisa STMIK Bahrul Ulum berikan kita akan bahas dalam Judul selanjutnya Jari manis kita sebagai falsafah hidup kita